Raut wajah yang tergambar dari sesosok siswi yang terlihat
lelah karena aktifitas sehari-harinya. Memulai kehidupannya dengan
saudara-saudara yang sudah beranjak dewasa dan tinggal di tempat yang kurang
atas penerangan dan cahaya.
Seorang anak yang berbakti dan berbudi pekerti dalam
kehidupan sehari-hari demi mendapatkan apa yang diinginkan olehnya. Menjadi
seorang yang mandiri dalam menjalani hari-harinya itulah siswi yang bernama Ade
Noer Syahfitri. Gadis yang kini berusia 16 tahun ini merupakan salah satu
tetangga, teman, sekaligus sahabat yang terkadang membaringkan badan letihnya
di bawah atap yang sama karena kedekatannya dengan keluarga saya.
Memulai harinya dengan berucap syukur kepada Tuhan YME membuatnya
menjadi sesosok yang tergolong religious. Melaksanakan tugas sebagai seorang
pelajar yang patut dicontoh. Saat matahari belum sempat menampakkan wujud
terangnya, Ia sudah menelusuri jalan yang belum terlihat banyak orang dan tanpa
kendaraan pribadi. Dan kembali ke rumahnya saat bulan sudah hampir menunjukkan
dirinya, dan terkadang ia harus kembali ketika hari sudah gelap gulita disertai
angin malam yang berhembus kencang. Jarak yang ditempuh sang pelajar ini pun
tidak hanya selangkah, dan terkadang ia pun harus memejamkan kedua matanya
dikala rasa kantuk yang belum terbayarkan.
Pelajar SMK yang awalnya tidak disetujui oleh para anggota
keluarganya karena jarak gedung sekolah dengan tempat tinggalnya terlalu jauh,
terus memantapkan hasrat dan keinginannya untuk menjadi seorang yang ahli dalam
bidang computer. “saya akan terus mencoba untuk belajar di sekolah kejuruan
untuk mengasah kemampuan dan membuka wawasan saya tentang komputer.” Ujar siswi
sekolah kejuruan negeri didaerah Jakarta itu. Itulah yang membuat pelajar
tersebut meyakini orang disekitarnya dan dia pun beranggapan tidak akan ada
yang dapat menghalanginya untuk bersekolah dikejuruan.
Menjadi salah satu “bintang kelas” yang bersinar sejak ia
mulai bersekolah di SMK menjadi salah satu bukti, bahwa ia bisa mewujudkan
cita-citanya. Iapun membuktikan segala kerja keras dan kegigihannya dalam
menuntut ilmu, dari seorang siswi yang mendapatkan peringkat tiga belas menjadi
peringkat pertama dikelasnya dan ia pun dapat membuktikan bahwa tidak ada yang tidak
mungkin dalam dunia ini apabila kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. “apabila
ada orang yang menghalangi, itu bukan karena dia tidak mengerti tetapi karena
orang tersebut iri” kata fitri (panggilannya sehari-hari) sambil tersenyum.
Semangat dari pelajar yang saya temui hampir setiap hari ini
bukan hanya sesaat saja, namun semangatnya melebihi kobaran api yang panas dan
menyala. Begitupun dengan segala keterbatasan yang dia miliki, terutama
keterbatasan biaya. Jarak dan keterbatasan biaya tidak membuatnya “patah arang”
dan tidak membuatnya merasa terkucilkan. “walaupun fitri tidak memiliki banyak
biaya, tapi saya yakin saya dapat melakukan apapun dengan percaya diri.”
Ucapnya dengan penuh keyakinan. “karena Tuhan telah mengaturnya untuk kita yang
terus berusaha” tambahnya.
Beberapa kegiatan yang pernah digelutinya pun tidak bisa
dianggap “sebelah mata”. Berbagai lomba seperti lomba debat bahasa inggris,
bahasa Indonesia, lomba desain grafis antar sekolah dan berbagai lomba lainnya
di lingkungan sekolahnya tersebut. Ia pun memenangi lomba desain grafis yang
menjadi acuan untuk tetap semangat dalam mencapai dan menggapai segal
keinginannya.
Dari penjabaran diatas, saya dapat memetik hal baik yang
tersirat dalam kehidupannya,bahwa tidak ada keterbatasan yang menjadi
penghalang seseorang dalam kesuksesannya. Keterbatasan itu memang kita miliki,
namun dapat kita minimalkan dengan usaha dari diri kita sendiri disertai niat
dan usaha yang harus ditekuni dan dengan sungguh-sungguh. Selalu ikuti kata
hati walaupun orang lain mencoba menghentikan langkah kita, tapi ingatlah bahwa
apa yang kita tanam kita pula yang akan menerima hasilnya. Sekian dari saya,
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian dan terima kasih atas
perhatian anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar