Senin, 07 November 2011

penduduk masyarakat dan budaya


PENDUDUK MASYARAKAT dan BUDAYA

A.      PERTUMBUHAN PENDUDUK

             Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.Pertumbuhan penduduk di Indonesia sudah semakin pesat dan tidak dapat diantisipasi. bertambah padatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang seharusnya bisa digunakan oleh seluruh elemen / masyarakat Indonesia.

Kegunaan
              Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.



B.      KEBUDAYAAN dan KEPRIBADIAN

Pengertian Kebudayaan
            Kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta Buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddi yang berarti akal. Dengan demikian, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal.

Berikut ini definisi kebudayaan menurut beberapa ahli :
*     Koentjaningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
*     Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
*     E.B. Taylor, kebudayaan adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
*     Kluckhon, kebudayaan adalah semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implicit, rasional, dan irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
*     Herskovits, kebudayaan adalah pola perilaku eksplisit dan implicit yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol yang merupakan prestasi khas manusia termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya.
*     Linton, kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
*     Kroeber, kebudayaan adalah seluruh realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari da diwariskan dan perilaku yang ditimbulkannya.

Berikut adalah wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman :
a)      Gagasan
Merupakan wujud ideal kebudayaan karena berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak tidak dapat diraba dan disentuh. Wujud kebudayaan ini ada dalam pikiran manusia.
b)      Aktifitas
Wujud kebudayaan sebagai suatu aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud aktifitas sering disebut dengan sistem sosial, yang terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi. Sifatnya konkret, terjadi disekeliling kita bisa diamati, difoto, dan didokumentasikan.
c)       Artefak
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktifitas, perbuatan, dan karya manusia yang berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya konkret, sehingga mudah dilihat dan diidentifikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 


PENGERTIAN KEPRIBADIAN

Pengertian kepribadian menurut beberapa ahli :
*     Theodore M. Newcomb, kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungaan dengan orang lain atau ketika ia menanggapi suatu masalah atau keadaan.
*     Roucek dan Warren, kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
*     Koentjaraningrat, kepribadian merupakan susunan dari unsur-unsur akal dan niwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
*     Yinger, kepribadadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian interaksi.
*     Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
*     M.A.W. Brower, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meniputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
  1. Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia.
  2. Kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu.
  3. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain.
Kepribadian dibentuk oleh unsur-unsur akal, perasaan, kehendak, cita-cita, bakat, dan kondisi jasmani. Kemudian dipengaruhi oleh faktor ekstern, yaitu pendidikan, teman bergaul, lingkungan masyarakat, lingkungan kebudayaan, lembaga-lembaga tempat bekerja, tokoh idola, ajaran agama yang dianut, dan sebagainya.
Kepribadian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kepribadian umum (kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar dari masyarakat) dan kepribadian individual (kepribadian yang dimiliki tiap-tiap individu secara khas dan berbeda satu sama lain). Unsur dari kepribadian adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan hati (naluri).

KEBUDAYAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPRIBADIAN
            Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia yang dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Proses pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat setempat. Tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata langsung mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang individu adalah sebagai berikut :
  • Kebudayaan khusus atas faktor kedaerahan.
  • Cara hidup dilingkungan masyarakat desa berbeda dengan cara hidup dilingkungan masyarakat kota.
  • Kebudayaan khusus kelas sosial.
  • Agama yang dianut oleh seseorang.
  • Pekerjaan atau keahlian (profesi).

C.      KEBUDAYAAN BARAT

             Dewasa ini kebudayaan barat sedang naik daun, termasuk di negara kita Indonesia. Pada dasarnya,  kebudayaan barat banyak memberikan dampak positif dalam berbagai bidang. Akan tetapi, jika masuknya kebudayaan barat itu tidak kita saring atau kita terima secara mentah begitu saja  juga dapat memberikan dampak negatif dalam beberapa bidang kehidupan. Sekaran ini Banyak hal-hal baru yang mengacu pada kebudayaan barat. Sedangkan kebudayaan tradisional sedikit demi sedikit mulai tereleminasi karena kalah popularitas dengan kebudayaan barat.

Dampak positif yang dapat kita ambil dari kebudayaan barat misalnya:
a)      Kemajuan teknologi mereka (orang-orang barat) yang sudah semakin maju dapat membantu kita memudahkan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bantuan alat-alat elektronik canggih yang mereka ciptakan.
b)        Dalam bidang politik, Negara barat cenderung  menggunakan system demokrasi.  Hal itu menginspirasikan pemerintahan Negara kita untuk mengunakan sitem pemerintahan yang terbuka dan demokratis.
c)       Dalam bidang sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir mereka yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa barat yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa.
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dari kebudayaan barat diantaranya:
a)      Generasi muda sekarang lebih suka meniru gaya orang-orang barat, misalnya trend mode berbusana. Anak muda zaman sekarang lebih suka menggunakan barang-barang eksport dan berbusana yang minim-minim sehingga menyebabkan kurangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
b)      Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
c)       pergaulan masyarakat barat yang bebas mulai memengaruhi budaya Indonesia yang sebelumya lebih beradab. Kebebasan yang kelewat batas itu sebenarnya tidak cocok dengan nilai-nilai kebudayaan kita. Misalnya saja free sex yang sekarang ini marak terjadi di Negara kita. Padahal hal itu sangat bertentangan dengan kebudayaan kita yang menjunjung tinggi norma kesusilaan.
d)      Kurangnya rasa hormat tehadap orangtua  dan tidak peduli terhadap lingkungan juga merupakan dampak yang ditimbulkan dari kebudayaan barat yang menganut kebebasan sehingga mereka bertindak sesuka hatinya.
 Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa jika dibandingkan dampak positif  yang dapat  kita peroleh, kita  lebih banyak mendapatkan dampak negatifnya. Oleh karena itu marilah kita antisipasi dampak negatif yang ditimbulkannya dengan mulai mencintai budaya negara kita sendiri.  Budaya tradisional jauh lebih menarik, kaya dan bermartabat di kalangan dunia. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu, kita juga harus lebih selektif dalam menerima pengaruh dari  kebudayaan barat serta tanamkan ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya agar kita dapat terhindar dari pengaruh negatif yang ditimbulkannya.

sumber : buku sosiologi sma & www.google.com

ilmu sosial dasar


INDIVIDU, KELUARGA, dan MASYARAKAT

A.      PERTUMBUHAN INDIVIDU
Individu merupakan bagian terkecil atau tersempit dalam suatu kegiatan sosial. Individu sendiri dapat diartikan dengan perorangan, yang dimana setiap orang atau individu memiliki perbedaan sifat, sikap, dan norma/aturan dalam hidupnya. Norma yang dianut oleh masing-masing individu menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan bagaimana seseorang/individu harus berperilaku agar diterima oleh masyarakat.
Dalam proses pembentukan kepribadian individu akan berbeda dengan individu yang lain atau dengan kata lain setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Semua proses yang diterima atau dilakukan suatu individu akan tergantung pada pola sosialisasi yang dianut oleh masyarakat. Walaupun demikian, setiap masyarakat mempunyai pola perilaku umum yang menjadi batasan berdasarkan kepribadiannya.
Dalam hal ini, individu dapat dikaitkan dengan kegiatan sosialisasi. Karena definisi sosialisasi itu sendiri adalah suatu proses belajar berinteraksi seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di sekitarnya atau di lingkungannya. Maka dari itu, seorang individu harus dapat membentuk kepribadiannya dengan baik agar diterima oleh masyarakat dan mengetahui segala batasan yang telah ditentukan oleh masyarakat sekitar, sehingga akan tumbuh individu-individu yang memiliki derajat tinggi dan bermoral.

B.      FUNGSI KELUARGA
Keluarga merupakan suatu susunan individu yang telah memiliki ikatan dalam hubungan. Secara umum keluarga terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, dan anak. Keluarga menjadi salah satu media yang sangat penting dalam melakukan sosialisasi karena sejak seorang individu lahir, ia sudah berhubungan dengan kedua orang tuanya bahkan dengan saudara-saudaranya.
Keluarga memiliki fungsi dalam membentuk kepribadian seorang individu agar ia mengetahui posisinya dalam masyarakat. Dalam keluarga, orang tua mencurahkan seluruh perhatiannya kepada anak-anak mereka agar memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang baik dan benar. Oleh karena itu orang tua dalam suatu keluarga sangat berperan untuk :
*      Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar /tidak berlebihan sehingga anak tidak merasa jiwanya tertekan.
*      Mendorong anak agar dapat membedakan perilaku yang benar atau salah, baik atau buruk, pantas atau tidak pantas dan sebagainya.
*      Mengajarkan anak bersikap disiplin dan belajar untuk aktif dalam kehidupan sehari-hari.
*      Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas kepada anak-anaknya.

Namun, jika suatu keluarga tidak dapat menimbulkan suatu kondisi seperti yang dijelaskan diatas, maka anak-anak akan mengalami kekecewaan yang dapat mengakibatkan anak-anak menjadi individu yang kurang baik. Suatu kekecewaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
*      Orang tua kurang memerhatikan perkembangan anak-anaknya karena terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga hubungan orang tua dengan anak menjadi renggang yang dapat menghancurkan keluarganya.
*      Orang tua terlalu memaksakan kehendak dan gagasan atau pemikiran kepada anak dengan ancaman sanksi yang sangat berat jika anak-anaknya tidak satu pemikiran oleh orang tuanya yang dapat menyebakan seseorang menjadi tertekan bila berada dalam keluarga tersebut.
Kondisi tersebut yang menjadi suatu ancaman dalam keluarga. Kondisi yang tidak peduli tentang perkembangan anak dalam suatu keluarga akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak tersebut sehingga besar kemungkinan sang anak menjadi anak yang tidak baik dalam bersosialisasi di masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, kita telah mengenal dua macam pola sosialisasi. Yang pertama dengan cara represif (repressive socialization) yang mengutamakan ketaatan anak kepada orang tua dalam suatu keluarga, dan dengan cara partisipasi (participatory socialization) yang mengutamakan adanya partisipasi dari anak dalam suatu keluarga.

Ciri-ciri sosialisasi represif (repressive socialization) :
  • Menghukum perilaku yang keliru.
  • Hukuman dan imbalan material.
  •  Kapatuhan anak.
  • Komunikasi sebagai perintah.
  • Komunikasi nonverbal.
  • Sosialisasi berpusat kepada orang tua.
  • Anak memerhatikan keinginan orang tua.
  •  Keluarga merupakan dominasi orang tua (significant order).
Ciri-ciri sosialisasi partisipasi (participatory socialization) :
  • Memberikan imbalan bagi perilaku yang baik.
  •  Hukuman dan imbalan simbolis.
  •  Otonomi anak.
  •  Komunikasi sebagai interaksi.
  • Komunikasi verbal.
  • Sosialisasi berpusat pada anak.
  • Orang tua memerhatikan keinginan anak.
h)      Keluarga merupakan kerja sama dengan arah dan tujuan (generalized order).
Berdasarkan pada data-data diatas, ada baiknya jika setiap keluarga menerapkan sosialisasi partisipasi. Karena akan menguatkan hubungan keluarga yang akan membawa kebahagiaan dalam suatu keluarga.
C.     


             HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, dan MASYARAKAT

             Hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat adalah suatu kesatuan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada seseorang, seseorang kepada kelompok, atau kelompok kepada kelompok. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan sosialisasi, yang dimana setiap orang harus memiliki kemampuan untuk beinteraksi terhadap sesama agar dapat diterima dengan baik disekitar masyarakat.
            Secara umum, hubungan antara individu adalah hubungan pendekatan seseorang dengan orang lain sehingga tercapainya suatu tujuan dalam kehidupan. Individu yang telah melakukan pendekatan komunikasi akan melanjutkan hubungannya menuju sistem yang lebih besar yaitu keluarga. setelah terbentuk suatu keluarga, maka setiap keluarga akan berinteraksi kesistem yang lebih luas yaitu masyarakat yang dimana mereka akan bersama-sama secara langsung atau tidak langsung akan menentukan batas-batas kehidupan dan norma-norma agar tujuan mereka tercapai.

D.      URBANISASI

            Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
            Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
           Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.



sumber : buku sosiologi sma